2009-04-22

Jika Anda membuka situs-situs besar seperti www.download.com, www.softpedia.com, dan www.tucows.com, maka Anda akan menemukan banyak sekali program (software) yang bisa didownload secara gratis alias freeware. Kemudian banyak orang yang ingin menjadi pahlawan dengan menyediakan free software. Bahkan perusahaan seperti IBM, Novell, dan Canonical juga membuat free software. Kalau Anda tidak membuat free software, Anda sekarang sulit mendapat teman.
Kenyataannya tentu tidak sesederhana itu. Pembuatan free software mirip dengan kegiatan charity dan punya lika-liku dan intrik bisnis yang mirip juga. Ada broker (individu maupun corporate), ada motivasi politik, dan ada strategi untuk tetap mendapatkan keuntungan finansial. IBM mungkin menyubsidi software gratisnya lewat penjualan hardware.
Richard Stallman, berpendapat bahwa software harus gratis karena software hanyalah seperti sebuah resep dan bahwa tidak etis untuk merahasiakan resep. Sementara Bernaridho, dalam tulisannya di PC Media 03/2009 menyatakan ketidaksetujuannya terhadap klaim Stallman bahwa orang yang tidak menggratiskan software adalah kriminal.
"Saya", katanya, "pro bisnis dan bagi saya Steve Jobs lebih merupakan pahlawan ketimbang Linus Torvald. Steve Jobs berani untuk tidak menggratiskan karyanya di sela-sela begitu banyaknya orang yang maniak untuk menjadi pahlawan (atau karena takut?) dengan menggratiskan karyanya."
Pada industri lain tidak ada keharusan untuk menggratiskan produk. Juga tidak ada keharusan memberi bahan mentah (seperti source-code program). Dalam kasus mobil, Anda harus membayar mobil dan tidak ada kewajiban bagi produsen mobil untuk memberi bahan mentah (baja, kaca) sehingga Anda bisa membuat mobil baru.
Stallman, dan individu/perusahaan pembuat software gratis telah melemahkan daya saing Amerika. Dengan membuat banyak software gratis dan memberitahu sangat banyak hal tentang TI, Amerika kehilangan banyak uang.
Bandingkan dengan Jepang yang sangat merahasiakan teknologi baterai, energi, dan mobil elektronik/hibrida/hidrogen. Dengan cara itu, Toyota sangat berjaya dalam penjualan mobil dan teknologi "hijau", sementara GM, Chrysler dan Ford harus minta uang dari Pemerintah AS karena bangkrut.
Perusahaan dan individu AS dan Eropa juga melakukan terlalu banyak charity (aksi amal) ke negara-negara yang penduduknya tetap memiliki rasa antipati kepada AS dan Eropa dengan banyak alasan. Sementara IBM (AS) melakukan banyak charity dan membuat software gratis. Lenovo (China, pembeli divisi PC IBM) tidak sangat antusias, dan lebih berhati-hati dalam keuangan.
Kejatuhan Amerika dan Eropa membuat banyak bisnis sekarang dikuasai negara-negara lain: Qatar, Emirat Arab, dan Saudi Arabia yang relatif tidak banyak menyumbang untuk free software. Kabarnya banyak aset di AS sekarang dikuasai pemerintah China, yang juga tidak banyak menyumbang untuk free software. Utang pemerintah AS sangat banyak.
"Jika saya Obama", kata Bernaridho, "saya akan mengajak rakyat saya untuk merenungkan lagi keinginan yang berlebihan untuk menjadi pahlawan. Apalagi jika akhirnya kita menjadi pengemis dan pengutang."

Popular Posts